Dalam cerita ini adalah tentang seorang komunis dan seorang ulama. Seorang komunis itu berpendapat bahwa langit dan bumi terjadi dengan sendirinya tanpa ada penciptanya. Sedangkan seorang ulama mempunyai pendapat yaitu langit dan bumi ini terjadi karena ada penciptanya, tidak dapat terjadi dengan sendirinya.
Perang
pendapat tidak dapat dihindari pada saat itu, pada akhirnya mereka
berdua sepakat untuk berdebat pada tanggal dan waktu yang telah
ditentukan. Untuk membuktikan siapa yang benar dan masuk akal
fikiran.
Hari
dimana akan terjadi perdebatan antara seorang komunis dan seorang
ulama tiba. Namun sang ulama itu tidak tiba pada waktu yang
ditentukan. Seorang komunis itu beranggapan bahwa sang ulama itu
pembohong dan tidak tepat waktu.
Si
komunis tersebut dengan setia menunggu ulama itu datang. Berjam-jam
telah berlalu ,namun ulama tersebut belum datang juga. Dia bersabar
karena menurut dia pendapatnya adalah benar.
Telah
lama menunggu akhirnyaa sang ulama tiba ditempat yang telah
disepakati kedua belah pihak. Sesampainya ulama tiba, si komunis
langsung bertanya kepadanya.
Komunis : anda telah ingkar janji, mengapa telat sampai ke tempat ini? Saya lebih baik pulang saja.Ulama : tunggu tuan, jangan marah dulu. Saya akan menjelaskan semuanya kenapa saya telat sampai kesini.Komunis : baiklah, apa alasan anda telat sampai sini?Ulama : Pada saat saya hendak datang ketempat ini terjadi hujan yang sangat besar. Sehingga sungai yang biasanya dapat dilewati, sekarang banjir dan harus menggunakan perahu. Saya menunggu sungai itu sampai surut airnya. Karena itu adalah salah satu jalan penghubung ke tempat ini.Komunis : apakah anda menggunakan perahu bisa sampai ke tempat ini? Sedangkan hujan masih sering terjadi. Mustahil apabila sungai itu kering begitu cepat.Ulama : bukan tuan, saat saya mencari alternatif untuk menyebrang sungai terjadilah peristiwa di luar daya pikir manusia. Ada suatu pohon yang sangat besar tumbang dan memotong-motong dengan sendirinya. Merakit-rakit potongan demi potongan dan menyatu satu dan lainnya. Sehingga jadilah sebuah jembatan yang sangat panjang. Saat itu saya pergunakaan jembatan itu untuk menyebrang. Begitulah cerita singkatnya tuan.
Sang
komunis itu terdiam sejenak dan berfikir menggunakan akal fikirannya.
Merasa ada yang aneh lalu dia langsung membaantah atas ceritaa si
ulama tersebut.
Komunis : tuan ini pembohong besar. Tidak mungkin pohon besar itu menjadi jembatan dengan sendirinya.Ulama : kenapa ? Bukannya anda yang pembohong. Dengan pendapat anda yang menyatakan bahwa langit dan bumi ini jadi dengan sendirinya.
Sang
komunis pun terdiam dan memikirkan hal yang baru saja terjadi.
Akhirnya dia sadar bahwa langit dan bumi ini tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan ada penciptanya. Dia merenungkan hal itu sampai
tidak sadar sang ulama pergi meninggalkannya.
Demikianlah
cerita tentang akidah bahwa langit dan bumi ini tidak terjadi dengan
sendirinya. Tidak ada maksud untuk menyinggung keyakinan seseorang.
Penulis berharap agar kita semua dapat merenungkan dan membaca
ciptaan Allah SWT.
Salam
blogger
Ditulis
oleh Antoni CLianto
2 komentar:
informasi di blog agan menarik banget , ijinin saya untuk jalan2 dan cari2 informasi lainnya di blog ini ya :)
salam kenal :D
Silahkan :) , terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca. sebenarnya masih banyak cerita menarik yang akan saya tulis, namun waktunya belum terbagi , hehe
kalo bisa add google+ saya atau follow by email
Salam
Post a Comment
DILARANG MEMBERIKAN LINK HIDUP DI BADAN KOMENTAR