Saturday, October 8, 2016

Perdebatan Panjang Tentang Memilih Pemimpin dalam Islam

Salam sejahtera sudah lama sekali saya tidak menulis artikel tentang pemahaman saya tentang agama islam yang bersumber dari beberapa guru ngaji yang telah saya ikuti. Semoga ada manfaatnya dan jika tidak sependapat bisa langsung berkomentar ya sahabat.

Di sosial media sedang ramai sekali tentang masalah yang ditimbulkan akibat perkataan gubernur Jakarta periode 2012-2017. Sebenarnya apa yang sedang terjadi ? Sebelumnya anda bisa melihat video yang menjadi perdebatan yang sangat fatal.


Dalam video diatas sangat jelas bahwa gubenur Jakarta yang biasa dipanggil ahok. "Jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu enggak pilih saya. Dibohongin pakai surat Al Maidah ayat 51, macam-macam itu. Itu hak bapak ibu".

Bagaimana pendapat anda ? Kalau menurut yang saya tangkap dalam perkataan tersebut adalah anda yang muslim dibohongi pakai surat Al-Maidah 51 oleh sebagian orang yang dianggap sebagai lawannya dalam politik.

Seharusnya Ahok bisa menghormati mayoritas, karena itu bagian dari dakwah dan penyampaian kepada masyarakat dalam bagaimana cara memilih pemimpin yang benar sesuai tuntunan wahyu yang terdapat dalam Al-Qur'an.

Perdebatan panjang yang terjadi di facebook profil saya dengan salah satu teman yang masih belum paham. Mungkin menurutnya lebih baik pemimpin kafir yang kerja keras daripada pemimpin muslim yang selalu korupsi. Sebenarnya perbandingan seperti itu kurang tepat.

Coba anda lihat dinegera barat dan mayoritas agamanya bukan islam, apakah pembunuh, pemerkosa, tukang korupsi dan kejahatan lainnya dilakukan oleh orang muslim ? Makanya jangan membuat perbandingan seperti itu, masih banyak pemimpin muslim yang amanah dan jujur.

Perdebatan Pada Facebook

Perdebatan Panjang Tentang Memilih Pemimpin dalam Islam
  • Surya Chandra Gobel : terus yg kerja di perusahaan yg dipimpin non muslim gimana pak ? apa harus berhenti kerja semuanya ? kan udah jelas di Al-Quran ga boleh pilih pemimpin non muslim dalam hal apa pun ?
  • Antoni Clianto : berbeda. kita kerja atasannya kafir, tidak bisa memilih. pemilihan pemimpin diperusahaan tidak kita yang melalukan. sedangkan pemimpin negara kita bisa memilih jadi konteksnya berbeda. contohnya jika saat ini pemimpin perusahaan pertama kita islam, setelah itu perusahaan goyang dan diakuisisi oleh kafir. apakah anda melalukan pemilihan ?
  • Surya Chandra Gobel : hmm, begitu ya, kalo kita golput dan si non muslim jadi pemimpin lagi gimana ?
  • Antoni Clianto : sebaiknya jangan golput, karena jika umat islam pada golput maka kekuatan berkurang dan ada indikasi si kafir jadi pemimpin. Soalnya mereka sangat kompak dan tidak terlihat gerakannya. jika pemimpin yg kita pilih kurang amanah, kita tidak berdosa karena kembali kepada si oknum tersebut yg mendapat amanah. jika tidak amanah maka urusannya sama Allah. yg terpenting kita tidak mengabaikan perintah dan wahyu yang ada dalam Al-Qur'an. Jadi kalau orang bilang politik ga boleh ada agama itu salah dan itu orang liberal. yg ga boleh itu agama dimasukkan budaya dan lainnya sehingga jadi tidak murni.
  • Yosan Erwanto : Tidak apa2 bekerja di perusahaan non muslim jika tidak mengganggu kewajiban kita sebagai umat muslim. Jika perusahaan tersebut menghambat kewajiban kita sebagai muslim, berarti anda salah masuk perusahaan.
  • Deddy Harya Al-fath : orang bekerja dengan kapir, itu lain perkara, karena urusannya dengan kontrak kerja sama yang berupa jasa dan upah, urusan muamalah, dan bukan mengatur sistem dalam masyarakat jadi tidak masalah bekerja kepada kapir. Pemimpin wilayah atau auliya itu artinya orang kepercayaan dan atau penolong, disisi lain, mereka lupa bahwa pemimpin itu memiliki kriteria2 diatas (orang kepercayaan dan penolong), dalam arti yang simpel, justru makna aulia itu sangat luas, tidak terbatas mengacu pada memimpin saja. Aulia adalah orang kepercayaan dan penolong, dalam arti yang simpel, justru makna aulia itu sangat luas, tidak terbatas mengacu pada memimpin saja nahh pahami aja dlu makna. Dan saya akui ahok bekerja dengan bagus dan bisa merubah birokrasi di Jakarta Kiya bisa percaya dengan pemimpin non muslim tetapi kenapa kita tidak percaya dengan pemimpin muslim dan kita awasi kinerja nya.
  • Surya Chandra Gobel : kalo si pemimpin non muslim itu bikin sejahtera dan bener2 tulus kerja untuk rakyatnya gimana ? soalnya baru 1 dari 3 calon yg programnya bener2 nyata udah berjalan, selain itu belom ada lagi yg udah kasih bukti nyata programnya ?
  • Yosan Erwanto : Isi hati sih gada yg tau kecuali orangnya sendiri dan sang pemilik hati
  • Surya Chandra Gobel : dalam hal memerintah, emang yakin Ahok bakal bikin umat muslim Jakarta tergusur ? kalo dia kaya gitu yah tinggal serang aja, beres, jangan terlalu cemas pak.
  • Ri Mu Tho : Kenapa tidak Anda serang dari sekarang? Banyak kebijakannya yg merugikan umat islam. Mulai dari (niatnya) membuat sertifikat pelacur sampai penghinaannya dia terhadap Alqur'an.
Demikianlah ringkasan perdebatan dalam facebook saya, saya kembalikan lagi ke kata-kata yang ada pada gambar diatas. "Bagaimana saya bisa meyakinkan anda, sedangkan Firman Allah saja tidak anda yakini dan anda abaikan". Semoga kita semua dalam lindungan Allah SWT dan selalu mendapatkan petunjuk ke jalan yang lurus.
Judul: Perdebatan Panjang Tentang Memilih Pemimpin dalam Islam; Ditulis oleh Antoni Clianto; Rating Blog: 5 dari 5

6 komentar:

Barakallah mas. Terus berjuang atas nama islam.

Ferry Aldina : Siap mas , ayo tulisannya dong mastah

Dengan sadar melamar pekerjaan di perusahaan yang sejak awal jelas dimiliki/dipimpin oleh non-muslim (apalagi jika sudah ada track record beberapa generasi), artinya sama dengan secara sadar memilih bekerja di bawah kepemimpinan non-muslim.
Mungkin sedikit berbeda dg PNS yg mmg tdk memilih siapa yg akan ditempatkan menjadi atasannya. Krn awal melamar adl melamar kepada negara bukan kpd perusahaan privat (yg jelas pemiliknya siapa juga track record jajaran pimpinannya).


Merujuk pada suatu kajian tentang riba: apakah boleh pakai kartu kredit tapi selalu bayar tepat waktu supaya tidak terkena bunga, atau menabung di bank tapi tidak mengambil bunga nya? Ustad menjawab: tidak krn secara sadar menyetujui pasal perjanjian riba yang jelas ditandatangani saat awal membuka rekening. Persetujuan secara sadar atas ketentuan riba.

Wallahua'lam.
Fiqh dan tafsir berkembang sedemikian luas.

pendapat anda bagus, tapi sopan santunnya untuk memperlihatkan profilnya :D, jangan hanya anonim saja.

selama ada rujukannya ga masalah mas :D fiqih memang bercabang dan luas

Post a Comment

DILARANG MEMBERIKAN LINK HIDUP DI BADAN KOMENTAR