Sahabat sejati yang sesungguhnya adalah mampu menemani kalian dalam keadaan apapun. Ketika sedang suka ataupun duka. Pilihlah sahabat sejati yang sebenarnya dan dapat
menemani kalian dalam menjalani hidup yang penuh dengan tipuan belaka. Kita semua harus cerdas dalam menghadapi tipu daya dunia yang tidak kekal.
Cerita kali ini adalah tentang sahabat sejati yang sebenarnya dan dapat menyelamatkan kita semua. Jangan salah memilih ya sahabat pembaca, penasaran untuk
membaca ceritanya? Simak terus ya artikel ini sampai tuntas. Karena ada pesan yang terkandung dan dapat menjadi sebuah renungan kita semua.
Dalam cerita ini terdapat 4 karakter yang sebutkan dengan istilah huruf. Pertama pemeran utama adalah kamu semuanya dan 3 karakter lainnya sebut saja A, B,
dan C. Kamu berteman dengan ketiganya cukup sangat baik, namun kamu lalai dalam masalah keadilannya.
Waktu kamu lebih banyak dihabiskan untuk si A, hanya sebagian untuk B, dan si C hanya dapat dari sisa keduanya. Kamu dalam hal ini sudah tidak adil kepada
ketiganya dan lebih banya menghabiskan waktu untuk si A. Walaupun begitu kamu tetap menjaga hubungan di antara ketiganya.
Suatu ketika kamu mendapatkan kecelakaan dan kendaraan kamu menghilangkan sebuah nyawa. Akhirnya kamu dituntut dan masuk ke persidangan untuk
mempertanggung jawabkan perbuatan. Kamu saat itu sangat takut sekali, karena dalam waktu dekat akan menjalani sebuah persidangan. Mengingat kamu adalah
seorang yang sebatang kara tidak ada yang menemani, kecuali ketiga temanmu itu.
Akhirnya kamu memutuskan untuk meminta bantuan kepada ketiga teman kamu. Dalam ketakutan yang kuat, kamu memimirkan hal yang tidak-tidak sehingga stres
berkepanjangan. Takut apabila nanti saat dipengadilan tidak ada yang menemani dan membelanya.
Singkat cerita, kamu pergi berkunjung ke rumah teman kamu si A. Rencananya untuk meminta agar ditemani saat menghadapi persidangan. Namun apa mau dikata,
teman kamu sih A tidak bersedia menemani karena masih ada urusan yang lebih penting. Padahal kamu telah berkorban banyak waktu untuk dia, tapi masih tetap
tidak dapat menemaninya.
Tidak langsung berputus asa, kamu pun menemui si B untuk meminta pertolongan. Setelah sampai di tempat si B, kamu langsung menjelaskan apa yang kamu alami.
Apa yang terjadi? Ternyata si B pun tidak sanggup menemani kamu didalam persidangan. Hanya saja, dia bersedia untuk mengantarkan sampai didepan pintu
pengadilan tersebut.
Rasa kecewa menghantui kamu, karena dua teman baikmu yang bisa dapat dikatakan sahabat menolak untuk menemani kamu dalam menjalani persidangan. Namun
disela-sela waktu kamu sedang kecewa, kamu ingat akan teman kamu si C.
Harapan besar untuk mendapatkan teman dalam menemani sidang tidak akan disia-siakan.
Kamu langsung bergegas untuk menemui si C untuk meminta pertolongan.
Sesampai kamu ditempat kediaman si C, kamu langsung menceritakan sesuatu yang menimpa kamu beberapa waktu yang lalu. Si C sebagai yang mungkin agak
terlupakan mendengarkan dengan penuh perhatian. Akhir dari pembicaraan tersebut, si C bersedia untuk menemani kamu dalam menjalani persidangan.
Rasa lega pun menemani hati kamu, karena sudah dapat teman untuk mengantar sekaligus menemani dalam persidangan. Sejak saat itu kamu tidak
membedakan-bedakan teman untuk saling berbagi kasih sayang dan ilmu pengalaman. Sekian
Dalam cerita ini terdapat filosofi pada setiap karekternya. Penulis akan jelaskan dibawah ini, silahkan disimak ya:
- Pertama adalah si A, A itu adalah usaha dan pekerjaan kamu.
- Kedua adalah si B, B itu adalah keluarga kamu.
- Ketiga adalah si C, C itu adalah ibadah kepada Allah dan bersedekah.
- Persidangan
Cerita ini memberikan sebuah gambaran yang sangat jelas. Bahwasanya yang dapat menyelamatkan kita di akhirat nanti adalah amal ibadah dan amal jariah kita pada saat didunia. Mulailah dari sekarang untuk mempersiapkan itu semua, karena semua itu datangnya pasti. Rasulullah telah berpesan 14 abad yang lalu “Peganglah Alqur'an dan as sunnah(hadist), niscaya kamu semua tidak akan sesat”.
Penulis sebagai sesama muslim, mengingatkan kepada saudara-saudara untuk tetap berada dijalan yang lurus. Penulis bukan ingin merasa lebih pintar, tapi karena panggilan dakwah. Untuk menyebarkan agama Allah melalui blog ini
Ditulis oleh Antoni Clianto
0 komentar:
Post a Comment
DILARANG MEMBERIKAN LINK HIDUP DI BADAN KOMENTAR